Senin, 24 September 2012

Lawang Sewu, Gedung Indah dan Bersejarah di Semarang




Traveling ke Semarang, wajib untuk datang ke Lawang Sewu. Bangunan berusia ratusan tahun ini menyimpan banyak sejarah dari masa penjajahan kolonial Belanda. Aristektur khas Eropa, membuatnya menjadi yang terindah di Semarang.

Jika Jakarta mempunyai Museum Fatahillah sebagai peninggalan kolonial Belanda, maka Semarang mempunyai Lawang Sewu. Sama seperti bangunan peninggalan penjajah lainnya, Lawang Sewu mempunyai gaya bangunan khas Eropa.

Lawang Sewu adalah kantor pusat kereta api yang digunakan oleh pemerintah Belanda atau dikenal sebagai Nederlandsche Indische Spoorweg Maschaappij (NIS). Dibangun pada tahun 1904 selesai pada tahun 1907, Lawang Sewu menjadi menyimpan banyak sejarah dari masa penjajahan Belanda hingga Jepang.


Gedung tua ini pernah menjadi lokasi pertempuran berdarah antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai Jepang. Pertempuran ini dikenal dengan Pertempuran Lima Hari di Semarang yang berlangsung pada 14-19 Oktober 1945.

Selain itu, di ruang bawah tanah Lawang Sewu mempunyai kisah tersendiri. Pada jaman Jepang, ruangan tersebut dijadikan penjara dan banyak para tahanan, kebanyakan pribumi, yang meninggal di sana.

Terlepas dari sejarah, Lawang Sewu mempunyai arsitektur yang menakjubkan. Lawang Sewu memiliki arti seribu pintu. Julukan tersebut lahir dari masyarakat karena banyaknya pintu dan jendela yang berukuran besar. Keindahan pintu dan jendela tersebutlah yang membuat Lawang Sewu terlihat gagah.

Memasuki bagian dalamnya dengan tiket sebesar Rp 10 ribu saja, Anda seolah kembali ke masa lampau. Lorong-lorong panjang dan langit-langit yang tinggi di gedung berlantai dua tingkat ini, menjadi pemandangan khas di dalamnya.Dari jendela-jendela besarnya, tampak Kota Semarang dari atas ketinggian.

Halaman yang luas dengan rerumputan hijau dan pohon-pohon besar, terhampar di depan gedungnya. Halaman ini pun menjadi tempat beristirahat setelah lelah mengitari Lawang Sewu.

Salah satu pemandangan unik di dalam Lawang Sewu adalah kaca patri yang besar. Kaca patri tersebut menggambarkan tentang lambang Kerajaan Belanda, lambang NIS dan orang Belanda. Kaca patri diimpor langsung dari Belanda pada masa penjajahan Belanda. Padahal, kaca patri sangat mudah rusak. Jadi bisa Anda bayangkan bagaimana sulitnya sang arsitek Lawang Sewu membawa kaca tersebut langsung dari Belanda?

Dari gaya bangunan khas Eropa, Lawang Sewu juga menjadi surganya fotografer. Keluarkan kamera Anda dan berposelah dengan bangunan berusia ratusan tahun ini.

Dibalik opini masyarakat yang menyebut Lawang Sewu sebagai tempat yang angker, keindahan gaya bangunan Lawang Sewu sangatlah menakjubkan. Ratusan pintu dan jendela yang besar, taman, dan setiap sudut bangunan adalah menakjubkan!





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.